Senin, 23 Februari 2015

BIDADARI DALAM MIMPI

BeTe.COM (Brebes Tegal Community)
“Astagfirullah”, aku terbangun secara tiba-tiba dari tidurku, “MasyaAllah”, “mimpi ini lagi”, batinku. Sudah lebih dari satu bulan ini aku terus mendapat mimpi aneh ini, yah walaupun tidak setiap hari, tapi ini terus datang pada ku, mimpi yang sama, “apa artinya mimpi ini”.
Namaku Yoyok, aku seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta di Yogyakarta, banyak temanku yang bilang kalau akhir-akhir ini aku agak berubah, agak aneh, pokoknya lain dari seorang Yoyok yang mereka kenal sebelumnya. “kamu, ini sedang mengalami krisis kepercayaan diri Yok”, “yang kamu alami ini Disorientasi Psycology, dan itu lumrah karena kamu sedang stress karena proposal kerja itu”. kata dedi teman kerjaku dari dept keuangan. “Hallaaah, kemeruh awakmu Ded, ya kamu itu terkena disorientasi. Disorientasi jurusan kuliah”, Sahutku, “orang lulusan akutansi, tapi malah moco buku-buku psycology, Tata boga, terus iku buku kesehatan wanita, di kamar kos mu kemaren, punya siapa?”. “Lho, sek to, aku ini temanmu lho, aku care sama kamu, lha kok malah nyengit gitu, jadi lulusan sarjana itu kita harus berwawasan luas, harus diversifikasi ilmu pengetahuan,” sahutnya lagi, “ayo ngomong, ada masalah apa to?”, kata Dedi sambil merangkul pundak ku, “Halaaah gak usah ngrangkul-ngrangkul pundakku” aku menyingkirkan tangan lebay Dedi dari pundakku, “Aku ini gak sedang stress, ya memang sih proposal kerjaku ku ditolak terus sama Pak Wiwin, tapi aku, Hmm, maju teruuus, kalo perlu Pak Wiwin sing tak gawe stress, soalnya dia tak tekani terus” kataku sambil mengacungkan kepalan tangan ke muka Dedi, Jujur sebenarnya si Dedi ini teman ku yang paling akrab, kami juga satu kos, tapi kadang aku agak males jalan bareng sama dia, alasan yang pertama, ya sudah jelas, aku ini cowok ngapain jalan bareng sama cowok, yang kedua meskipun si Dedi ini normal, tapi kalau sama aku, dia suka kelewat lebay. malah ada beberapa teman yang iseng update foto-foto aku dan dedi lagi berdua di sosial media, dengan status, “selamat untuk dedi karena baru jadian dengan Yoyok”.
Malam semakin larut, dan aku merebahkan diri di ranjang kamar kos ku, setelah lelah seharian berkutat dengan laptop, maklum proposal kerjaku ini penuh dengan revisi, padahal aku sebetulnya sangat yakin sekali semua rencana kerjaku di proposal itu pasti langsung di acc pak Wiwin, manajer ku di Dept pemasaran, tapi perkiraanku salah, yang membuatku pusing adalah, kata manajerku proposal event promo salah satu produk minuman milikku itu terlalu kuno, terlalu klise, kurang kreatif atau apalah, aku sendiri bingung padahal proposal ini sudah aku buat dengan sangat detail dan dengan perencanaan yang matang, “kuno? nggak mungkin, event-event seperti ini kan sedang jadi trend anak muda sekarang”, pikirku. “Aku yakin sekali kalau event ini sukses, nama produk yang kita promosikan pasti ikut naik, kan produk ini segmennya memang anak muda”. Tapi sudah lah, saat ini mataku sudah semakin berat, besok saja dipikir lagi. Tapi jujur sebenarnya bukan masalah proposal ini yang membuatku agak resah saat ini. “Sebenarnya apa artinya yah?”, lagi-lagi rasa penasaranku terusik dengan mimpi yang akhir-akhir ini aku alami, mimpi yang sama, “apakah mungkin?”, “tapi tidak mungkin, heh, heh jangan sampai terjadi ah”, sebuah pertentangan terjadi dalam diri ku, entah kenapa terbersit sebuah rasa khawatir, atau lebih tepatnya perasaan campur aduk antara khawatir, senang dan sedikit tidak percaya. “Seandainya ini memang takdirku, tapi apa ya setragis ini?”. 

Drrt, drrt, tiba-tiba telpon genggam ku bergetar, aku pun terbangun dari ranjang dan menghampiri telpon genggam ku yang tergeletak di meja, “selamat malam Yoyok, aku Ni made, sory ganggu tidur kamu, mmm, boleh utang gak?”. bunyi pesan pendek di telpon genggam ku, Ni made adalah sekertaris direktur keuangan di perusahaan ku, dia adalah karyawati primadona di kantorku, banyak yang bilang dia mirip bintang film Ineke Koesherawati, tiap kali dia lewat, waktu seolah berhenti berdetak, bumi seolah berhenti berotasi dan semua makhluk ciptaan Allah yang berkelamin cowok langsung Freezzee, beku dari otak sampai ke hati. Tapi sayang aku tidak akan mungkin pernah Ge’er walau si Ni Made ini kirim sms ratusan kali ke telpon genggamku, karena nomor Hp si oknum di balik sms ini sudah jelas, “Ded, utang yang minggu kemaren belum kamu lunasi, gak ada utang lagi, males”, aku membalas Sms yang masuk ke inbox hp ku, Drrt, drrrt, telpon genggamku bergetar lagi. “50000 aja Yok, please”, bunyi sms tersebut, “Ya wis besok”, balas ku singkat.
Aku kembali merebahkan tubuhku ke ranjang, Drrrt, drrt, sesaat kemudian telpon genggamku berbunyi lagi, tapi aku terlalu malas untuk berjalan kembali ke meja, paling juga sms si Dedi, yah dia memang sering utang duit, nggak masalah sih sebenarnya karena dia juga disiplin balikin duitnya, sebenarnya masalah si Dedi ini adalah Rita, ceweknya Dedi, nih cewek sebenarnya lumayan matre juga, kalo diajak makan dia maunya di cafe-cafe mahal plus selalu minta dibeliin pulsa, dan itu rutin tiap minggu, Untung keluarga si Dedi ini lumayan kaya, ayah dan ibunya sama-sama kerja di bank plat merah, sedang kakaknya punya usaha warnet yang cukup sukses, jadi selain dari gaji bulanan, kiriman tiap bulan juga lancar, konon kabarnya si Dedi ini ngaku ke orangtuanya kalau upahnya di bawah UMR jadi wajar orangtua dan kakaknya merasa kasihan dengan Dedi, dan akhirnya mereka tetap rutin kirim uang tiap bulan, hehh dasar si Dedi, memang tengik tu orang. Tapi tetep aja kalo buat nurutin cewek matre, uang berapapun dengan kombinasi gabungan apapun, pasti bakal ludes. Ah biarin aja si Dedi dengan masalah ke matre’an ceweknya, kan aku sudah berulang kali beri nasehat ke dia. “Yoyok, yoyok, naif sekali kamu, seolah-olah kamu lebih beruntung dari Dedi, tapi coba lihat faktanya, siapa yang jomblo menahun”, sekali lagi pikiran ku melayang layang gak jelas. “beruntung kamu Ded, biarpun Rita itu matre, tetep dia itu cewek mu, cantik lagi, lha aku”, batinku lagi.

Tiba-tiba ingatanku melayang kembali ke masa ketika aku masih duduk di bangku smp, Yuni, yeah cinta pertamaku, aku sendiri juga heran, saat itu kami berdua masih sama-sama bau kencur, Yuni adalah adik kelasku, tapi kenapa waktu itu aku bisa suka sama dia, malah terlibat hubungan cinta-cintaan segala, aneh. Aku juga masih ingat sekali ketika itu tidak ada yang lebih penting dari main video game dan sepak bola, tiap hari sepulang sekolah aku dan teman-teman smp ku, menghabiskan waktu berjam-jam di game center, sedang sepak bola, itu adalah kegiatan rutin ku di hari minggu. Pertama kali aku berkenalan dengan Yuni aku juga masih ingat sekali, saat itu kepalanya terkena bola yang aku tendang, yah saat itu di smp ku sedang ada pertandingan bola antar kelas, dan aku ikut memperkuat tim kelasku, sedang yuni adalah suporter dari team kelasnya, setelah terkena tendangan geledek ku tidak jelas dan super ngawur itu, yuni langsung pingsan, kontan saja aku ikut panik, saat itu aku langsung ikut membopong dia ke UKS sekolah. Sejak kejadian itu kami jadi dekat, dari yang sekedar sok-sokan khawatir dengan tanya-tanya kondisi, menemani dia ke perpustakaan sekolah, sampai akhirnya kita sering pulang bareng. Yuni sebenarnya tidak terlalu cantik, lagipula saat itu aku juga masih bingung dengan definisi cantik, visualisasi dari kata cantik saja saat itu juga masih kabur, tapi yang jelas bagiku Yuni saat itu adalah seorang cewek dengan kepribadian yang cukup menarik, apa lagi dia itu lucu dan ramah, dan aku juga masih ingat kami ternyata sama suka sepak bola, benar-benar sebuah kejutan, jarang banget kan cewek suka sepak bola, dan uniknya dia dan aku suka team sepak bola yang sama, dan pemain favorit kami juga sama.

Tanpa terasa selama lima bulan aku dan Yuni sudah semakin dekat, aku pun juga sudah mulai melupakan hobi ku bermain game bersama teman-temanku, latihan sepak bola setiap minggu pun aku juga mulai sering absen, karena aku lebih suka di rumah, telpon-telponan sama Yuni, malah kadang aku yang nekat ke rumah nya, padahal gak tau mau ngapain. Saat itulah aku mulai bingung, ada sensasi aneh tiap kali aku bertemu Yuni, jantung berdegup kencang, ada sedikit perasaan gugup bercampur dengan perasaan senang yang luar biasa, dan kalau tidak ketemu Yuni satu jam saja, rasanya berat banget, seperti nggak ketemu satu semester. Tapi sayang, Yuni tiba-tiba menjauh dari hidupku, dia harus ikut orangtuanya yang di pindah tugaskan ke luar pulau, tepat pada saat aku mulai menyadari perasaanku pada Yuni dan berniat untuk mengatakan langsung, aku benar-benar terpukul dan sedih sekali saat itu. “Seandainya kamu tidak pergi jauh Yun”, aku menarik nafas dalam-dalam. Malam pun semakin bertambah larut dan aku juga sudah tak kuasa lagi menahan rasa kantuk.

Keesokan harinya, aku berangkat ke kantor dengan banyak sekali pertanyaan dalam pikiranku, “Ya Allah, mimpi itu lagi, tadi malam, kenapa datang lagi?”. ini sudah yang kesekian kali nya mimpi itu datang dalam tidurku, “sebenarnya apa maksud dari mimpi itu?”. Kalau saja mimpi itu datang cuman beberapa kali saja dalam tidurku, mungkin masih bisa ku anggap sebagai bunga tidur biasa, tapi kalau aku mengalami mimpi yang sama setiap malam, selama hampir satu bulan apakah aku masih bisa menganggapnya sebagai bunga tidur. “Yok, Gimana?”, tiba-tiba Dedi menegur ku dari belakang sambil menepuk pundakku, dan sukses membuyarkan lamunanku, “Piye Yok, ada kan? urgent nih Yok”. kata Dedi sambil memelas, “ooalah iyo sek,” sahutku sambil mencoba mengingat ingat. “Apa ya Ded, sing urgent apa ya?”, jujur aku tidak begitu mengerti maksud Dedi karena aku masih memikirkan masalah mimpi itu, “lho, kamu kan kemaren janji, mau pinjemi aku uang”, sahut Dedi, aku pun tiba-tiba ingat kalau kemaren Dedi sms, ingin meminjam uang padaku, “Sory aku lupa, nih uangnya, tapi ingat kalau sudah dapat kiriman, langsung kembalikan”, sahutku sambil mengeluarkan selembar uang berwarna biru dari dompet. “Ok tenang, masalah uang kembali itu gampang, tapi kenapa to Yok kamu kok kayak orang bingung gitu?”, tanya Dedi, yang heran melihat aku agak gugup dan bingung, “kayak nya masalah mu itu berat, Yok, kamu butuh bantuan dari, seseorang”. kata Dedi sambil merangkul pundak ku, “seseorang yang sangat saayang banget sama kamu Yok”. “siapa?”, tanya ku. “Lhoo ya jelas aku tho Yok, siapa lagi yang sayang sama kamu kalau bukan aku, lha wong kamu jomblo”, “Halah wis, ngaco kamu, ingat ya, aku ini gak jomblo, tapi indie label”, “sudah aku mau cari Pak Wiwin, mau pengajuan revisi proposal kerjaku lagi”. sahut ku sambil bergegas. “Lha opo bedane Yok, jomblo karo indie label?”, “jomblo itu nasiib, kalo indie label itu idealiseme!!”, seru ku. Sebenarnya aku masih bingung mengahadapi manajerku itu. Apakah aku bisa meyakinkan dia untuk paling tidak mempertimbangkan proposal ku, jujur sebenarnya hari ini aku masih belum siap dan tidak fokus gara-gara mimpi misterius itu, tapi bagaimanapun juga aku tidak boleh menunda nunda waktu lagi, karena aku sadar ini adalah kesempatan emas, jika aku berhasil, maka karir dan masa depan cemerlang ada di depan mata, tapi jika gagal, hadehh, aku tidak tahu, apa aku akan dapat kesempatan lagi untuk handle sebuah event promo yang melibatkan produk dari perusahaan yang bonafid.

Benar-benar hari yang melelahkan pikirku. Setelah seharian aku berjuang demi proposal ku tersayang. Selepas shalat isya’ aku membaringkan tubuh ku yang sudah sangat lelah, tapi kali ini aku sudah agak santai karena manajer memberikan acc untuk proposalku, “yahh tinggal sedikit perbaikan lagi pasti beres”. Mataku pun mulai terasa berat, sekilas aku teringat kembali wajah Rita, pacar Dedi temanku, yah dia tadi sore ke kantor menjemput Dedi, entah mau kemana mereka aku juga tidak peduli, “semoga aja Dompet si Dedi bisa pulang dengan utuh dan selamat, bakal diteror habis-habisan tuh dompet nya Dedi sama si Rita, he heh”. Tapi entah kenapa tiba-tiba aku berpikir kalau wajah si Rita mirip dengan Nisa, mata mereka, hidung, bibir, postur nya, bedanya Nisa bukan cewek matre karena dia memang sudah kaya. “bagaimana ya kabar Nisa sekarang”, pikirku. Nisa adalah pacarku semasa SMA, bisa di bilang dia lah bidadari penyelamat ketika aku masih sulit lepas dari kenangan Yuni, sejak pertama kali bertemu Nisa, aku langsung jatuh hati, selain cantik dia juga sangat ramah, meski anak orang kaya Nisa jauh dari sifat tengil dan sombong, mungkin juga karena sifatnya yang asyik itu aku naksir Nisa, tapi jalan menuju hatinya si Nisa bukan jalan yang mudah dan mulus, tapi sangat terjal dan banyak rintangannya, maklum Nisa salah satu primadona di SMA ku, jadi saingan juga banyak, tapi entah kenapa aku yang beruntung terpilih jadi pacar si Nisa. Aku masih ingat ketika aku memutuskan untuk ikut bertarung memperebutkan cinta Nisa, aku sangat sadar kalau perjuangan bakal sangat berat bahkan teman-temanku kompak pesimis terhadap peluang ku. “Panggilan kepada saudara Yoyok, mohon segera turun ke bumi pleasse, tanggungan utang di warung tolong diselesaikan”, Gurau Ardi temanku. Aku juga masih ingat ketika aku memberanikan diri untuk pertama kalinya apel malam minggu ke rumah Nisa sambil membawa sekotak pisang goreng yang memang kesukaan Nisa dengan semangat 10 November aku memacu vespa milik ayah, tapi setelah sampai di rumah Nisa aku jadi heran, kenapa banyak mobil ya di rumah Nisa, “seingatku orangtuanya Nisa itu pejabat, tapi kok rumahnya seperti buka praktek pengobatan alternatif gini ya?”, “cari siapa dik”, tanya seorang laki-laki di balik pagar rumah Nisa, “wah ternyata rumah Nisa di jaga satpam, hebat”, batinku, “Eh anu pak, saya temannya Nisa, Nisa ada pak”, “ada, tapi adik kayaknya harus antri, tamunya neng Nisa kalo malam minggu banyak”, sahutnya dengan tersenyum, aku mulanya tidak paham maksud pak satpam ini tapi setelah aku masuk ke teras rumah Nisa, aku benar-benar terkejut karena di sana Nisa cewek seorang diri, dikelilingi lima sampai enam cowok, dan tongkrongan mereka keren-keren semua, jelas gak mungkin aku nekat merengsek masuk ke tengah-tengah mereka terus nyodorin kotak isi pisang goreng ke Nisa, tapi aku nekat, “Assalamualaikum Nisa”, sambil melambaikan tangan ke arah Nisa, “Yoyok, waalaikum sallam, masuk sini Yok”, Nisa agak terkejut tapi dia segera berdiri sambil tersenyum sumringah menghampiriku, “Eh Nis kamu hebat, aku baru tahu kalau kamu buka praktek pengobatan alternatif kalo malam minggu, sampe antri mobil nya”, “ha ha bisa aja kamu Yok, ayo masuk, aku kenalin, mereka temanku”, “Eh enggak Nis terima kasih, aku cuman sebentar mau nganter ini, oleh-oleh dari ibu ku”, aku menyodorkan kotak pisang goreng yang kubawa dari rumah ke pada Nisa, “oh ya mereka itu benar-benar teman-temanmu atau para pejuang cinta yang memperjuangkan cintanya hayoo?”, godaku, “bisa aja kamu Yok, oh ya terima kasih oleh-olehnya kamu tau aja kesukaanku”, “yah, aku pamit dulu yah, kasihan pasien-pasien kamu udah pada nunggu tuh, hi hi”, aku pun segera bergegas pulang, sejak saat itu aku pun mulai bersemangat berjuang demi cinta si Nisa, meski sadar bahwa banyak saingan berat tapi aku tidak akan menyerah.
Setelah Selama satu tahun lamanya berjuang mendapatkan cinta Nisa, akhirnya aku berhasil, dia resmi menjadi pacarku, wow.. aku masih ingat betul bagaimana gembira nya saat Nisa mengangguk dan berkata “Ya”, saat dia ku tembak. Selama hampir dua tahun lamanya aku dan Nisa berpacaran dan banyak kenangan, senang, sedih, lucu atau yang bikin sebel yang kami lewati bersama, Nisa juga berhasil membuatku move on dari Yuni, tapi sayang setelah aku mulai yakin dengan cinta sejati yang aku temukan, lagi-lagi aku harus berhadapan dengan pahitnya takdir, Nisa mendapatkan beasiswa dari salah satu universitas terkenal di Australia dan dia memilih untuk mengambil beasiswa tersebut, sebenarnya kami sama-sama berat untuk berpisah tapi Nisa tak kuasa untuk menolak apalagi melawan keinginan orangtuanya yang ingin anaknya mendapatakan pendidikan terbaik, dan aku juga sadar aku tidak mungkin menghalangi Nisa meraih masa depan yang lebih baik hanya demi ego ku, lagi pula aku juga sadar orang-orang seperti orangtua Nisa dengan Jabatan dan status sosial tinggi pasti memiliki idealisme tinggi juga, orang-orang seperti mereka itu kan punya idealisme, di dunia hidup kaya dan bahagia, di akhirat masuk surga. Awalnya kami merasa yakin kami masih bisa menjalani hubungan jarak jauh, tapi seiring berjalannya waktu kami akhirnya putus kontak, dan beberapa tahun kemudian aku mendengar kabar dari kawan SMA bahwa dia sudah tunangan dengan anak salah satu pejabat teman ayahnya. Malam pun semakin larut dan mulai melarutkan kesadaranku ke alam mimpi.

“maaf pak, saya terlambat ini proposalnya sudah saya perbaiki sesuai saran dari bapak”, aku tergopoh-gopoh masuk ke ruangan pak Wiwin manajer ku, “ok Yok, kamu taruh di meja situ, biar saya cek dulu, nanti kamu saya info lagi”, “kamu sakit? kok agak kacau gitu”, tanya pak wiwin, “Yah, biasa pak, kurang tidur” jawab ku sekenanya, saya permisi dulu pak”, aku pun buru-buru pamit dari ruang pak Wiwin, “ok, nanti kamu saya info lagi”. Payah, hampir saja aku mengacaukan hari ini, terlambat berangkat kerja padahal aku sudah ada janji dengan manajerku, ini karena mimpi itu lagi, mimpi yang beberapa hari ini rutin membayangi dan sulit untuk mengabaikannya begitu saja. Sebenarnya apa arti dari mimpi ini, aku terus melamun, sambil berjalan menuju tempat parkir sepeda motor, sengaja aku ijin pulang agak cepat karena aku agak kurang enak badan, tiba-tiba, “aduh, mas hati-hati kalo jalan”, “eh maaf mba, maaf”, tiba-tiba aku menabrak seorang wanita muda, aku mencoba meminta maaf sambil ikut membantu mengambil barang-barang milik wanita itu yang terjatuh, “Yoyok, kamu yoyok kan? kamu lupa ya sama aku?”, aku terbengong melihat wanita yang ada di depan ku, “Siapa ya?”, tanyaku, “masa kamu lupa sih, aku Rani, Rani Kartika’ kita kan teman satu kuliah dulu”, “ohh, Rani, anak akutansi, Masya Allah sory aku lupa, sudah lama sih kita gak ketemu”, sejenak ingatanku melayang ke masa kuliah, yah Rani adalah teman kuliah ku dulu, “kamu habis dari mana Yok, ini mau kemana?”, “oh ini aku kerja di kantor ini, sekarang aku mau pulang, maklum lagi gak enak badan”, “oh, jadi kamu kerja di sini, wah hebat dong”, “kamu mau kemana Ran?”, tanyaku, “Oh ini, aku mau nganterin Fotokopian buku, kebetulan ada orang sini yang foto copy dokumen lumayan banyak”, “kamu punya usaha foto copy Ran?”, “Nggak kok ini usaha suamiku, kebetulan dia lagi sibuk, jadi kita bagi tugas deh”, jawab Rani sambil membetulkan barang bawaannya, “Sory Yok, aku lagi buru-buru nih, soalnya lagi ditunggu orang yang pesen foto copy”, “kapan-kapan, kita ngobrol lagi ya yok”, Rani pun bergegas menuju ke dalam gedung kantor, sejenak aku tersenyum kepadanya, setelah itu aku pun juga bergegas menuju sepeda motorku.

Rani, dalam perjalanan pulang, ingatanku kini kembali ke masa kuliah. Rani adalah cewek yang dulu pernah aku taksir, dia cewek yang cantik dan supel, kami dulu kuliah di kampus yang sama, hanya beda jurusan, dia akutansi dan aku jurusan desain, aku kenal Rani karena kita sama-sama ikut kegiatan UKM musik, aku dan Rani banyak menghabiskan waktu berama, maklumlah dia adalah bendahara sedangkan aku adalah wakil ketua di UKM tersebut, karena sering bersama ini lah mulai timbul rasa sukaku pada Rina, pelan tapi pasti aku mulai menyusun langkah-langkah terprogram dan terencana untuk PDKT ke Rani, mulai dari membantu menyusun anggaran keuangan organisasi, antar jemput pulang, sok jago musik dan mengajari Rina main gitar, sampai main ke rumah Rina tanpa alasan yang jelas. Okelah banyak strategiku yang terkesan asal dan sporadis tapi bagaimanapun juga aku harus berhasil mendapatkan Rani, karena dia memang sosok aku yakini layak menggantikan Yuni dan Nisa, tapi entah kenapa Rina tampak santai-santai saja menghadapi semua strategi PDKT frontal dari ku. Sampai suatu saat akhirnya aku dengar kabar bahwa Rina sudah jadian dengan salah satu mahasiswa tekhnik yang juga ketua HIMA jurusan tekhnik, itulah alasan kenapa Rina cuek saja dengan semua perhatianku selama ini, dan impianku mendapatkan pengganti Yuni dan Nisa pun pupus.

Malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya karena proposal sudah selesai, tinggal tunggu approval dari pak Wiwin, kali ini aku bisa sedikit santai, selesai shalat isya aku membuka kembali laptop ku, ditemani secangkir susu hangat aku mereview kembali proposal event promo ku, tapi mataku tampaknya sudah mulai lelah dan sulit diajak kompromi, perlahan aku pun terlelap, tertidur, tapi sejenak kemudian ada suatu aroma yang menusuk lembut indra penciumanku, aroma yang sangat lembut dan wangi, aroma yang belum pernah aku cium sebelumnya di toko-toko parfum atau toko-toko aroma therapy manapun dan belum pernah ada teman sekantorku yang pernah memakainya, tapi entah kenapa aroma wangi ini sangat familiar, sejurus kemudian ada suara wanita yang berbisik di telingaku, “Assalamualaikum”, kemudian aku mendengar suara yang sangat lembut memanggil namaku, “mas Yoyok, bukalah matamu”, “mas Yoyok, tataplah wajahku”, aku pun perlahan membuka mata dan mencari titik fokus yang masih kabur, “mas, aku sudah datang”, pelan tapi pasti aku mulai bisa melihat sosok yang memanggil namaku, Subbhanallah cantik sekali, tampak seorang wanita berkulit seputih sutera dengan rambut panjang tergerai dan memakai baju terusan berwarna hijau tiba-tiba sudah berdiri di samping tempat duduk ku, “ssiapa kkkamu?”, tanyaku ragu, “aku kekasihmu, Allah memberi petunjuk bahwa engkau akan menjadi jodohku di syurga”, jawabnya dengan tatapan lembut tapi tegas, “aku adalah yang dijanjikan Allah di surat Al Waqi’ah dan Arrahman”, “a..apa maksudmu?”, “aku adalah yang dijanjikan oleh Allah untuk para syuhada yang syahid membela agamanya”, “aku adalah yang dijanjikan oleh Allah untuk hambanya yang taat dan takut kepadaNYa”, aku terbengong dan bingung dengan semua jawabannya, “aku datang atas izin Allah untuk menghibur hati mas Yoyok”, “a..apa maksud ucapan mu?”, tanya ku lagi kebingungan, “Mas yoyok tidak usah sedih, karena Allah selalu mendengar setiap kali mas Yoyok beristighfar karena gelisah dengan jodoh yang tak kunjung datang”, “ini adalah karunia dari Allah untuk setiap zikir dan shalawat yang terlantun dari hati mas Yoyok”, “karena ini adalah terakhir kalinya aku menemui mas Yoyok di dunia ini, aku ingin berpesan agar mas Yoyok rajin mendirikan shalat Lail, karena itu adalah mas kawin bagi kami, para bidadari syurga, dan jangan pernah gelisah karena seandainya ikhtiar Mas yoyok mencari jodoh di dunia ini belum berhasil, di syurga nanti akan ada kami yang akan mencintai dan melayani mas Yoyok dengan ikhlas penuh rasa cinta kasih”, “Assalamualaikum”, perlahan sosok cantik itu memudar, menghilang, meninggalkan aku yang terbengong kebingungan, tetapi bau harum lembut yang tertinggal dari sosok wanita tadi seolah menghipnotis ku dan membuat mataku berat. “Astaghfirullah hal’adzhim”, tiba-tiba aku tersadar dari tidurku, “tidak, mimpi itu lagi”, sayup-sayup aku mendengar adzan shubuh mulai berkumandang, aku pun segera bangun untuk mengambil air wudlu sambil terus bertanya dalam hati, “ya Allah, berilah hambamu petunjuk ya Allah”, “sebenarnya apa maksud dari mimpi yang akhir-akhir ini selalu hadir dalam tidur hambamu ini”, “apakah aku akan selamanya sendiri tanpa pernah mengenal cinta sejati seumur hidupku?”, “aku hanya bisa pasrah dan berharap yang terbaik dari engaku ya Allah dan aku ikhlas menjalani takdir dari mu, ya Robbal Aalamiin”.

Cerpen Karangan: Wahyudi Warsaintia
Facebook: https://www.facebook.com/wahyudi.warsaintia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar